RINGKASAN
KAJIAN KITAB
مَوْعِظَةُ الْمُؤْمِنِيْنَ
بسم الله الرحمن الرحيم
Jum'at, 20 Februari 2015
Dijelaskan Oleh: Ustadz
Ihsan
SIFAT-SIFAT YANG MENJADI SYARAT
DALAM MEMILIH TEMAN KARIB (Soulmate)
1. Pintar atau Berakal
Terdapat
sebuah kalimat mutiara yang mengatakan bahwa musuh yang pintar itu lebih baik
daripada teman yang bodoh. Mengapa? Karena dengan berkumpul bersama orang-orang
yang bodoh akan membuat diri merasa yang paling pintar sehingga tidak ada
hasrat untuk mengembangkan diri ke arah yang lebih baik.
Memutuskan
tidak berteman dengan orang yang bodoh juga merupakan bentuk pendekatan diri
kepada Allah SWT. Karena dengan begitu ia akan belajar dan terus belajar
sehingga merasa diri bukanlah manusia yang sempurna. Dalam hal ini bukan
berarti kita tidak boleh berteman dengan teman yang bodoh, melainkan tetap
berteman biasa dengannya hanya tidak menjadikannya sebagai sahabat dekat atau
teman karib (soulmate).
2. Husnul Khuluq (Baik Akhlaknya)
Memilih teman
yang bukanlah seorang yang pemarah, mempunyai syahwat tinggi, bakhil, jubnun
(pengecut atau lari dari kenyataan hidup).
3. Bukan Orang yang Fasiq
Fasiq yaitu orang yang suka melanggar perintah Allah, melakukan dosa dan berbuat
maksiat secara dhohir (kasat mata atau dapat terlihat). Mengapa kita
tidak boleh berteman dengan orang yang fasiq? Karena dengan berteman
dengannya, hati kita akan terbiasa melihat perbuatan mungkar/maksiat sehingga
menganggapnya adalah sesuatu yang ringan. Tidak ada dalam hatinya dialog-dialog
pribadi apakah hal itu termasuk dalam pelanggaran syariat atau tidak, dosa atau
tidak, dll karena saking terbiasanya.
4. Jangan Mencari Teman yang
Tamak terhadap Dunia
Kita haruslah
berhati-hati dengan orang yang sedang terbuai dengan kenikmatan duniawi. Saat
ini perilaku materialisme yakni melihat segala sesuatu dari segi
materi/kebendaan sangat sering dijumpai. Sampai-sampai penghormatan kepada
seseorang dilihat bukan karena kealimannya/ilmunya, tetapi karena sebab apa
yang dipakainya (baca: mobil, motor, gadget, pakaian, dan lain-lain). Na’udzubillaah.
.
Tambahan:
1) Cara terbaik saat mulai
muncul rasa iri atau dengki yaitu dengan mengucapkan “selamat” pada orang
tersebut (yang membuat kita iri). Karena lama kelamaan melalui proses tentunya,
nanti kita bukan lagi fokus pada orang tersebut melainkan agar mendapat nilai
terbaik dari Allah SWT, insya Allah.
2) Saat ini kehidupan
duniawi lebih ramai atau sering dibicarakan. Salah satunya yaitu perilaku
narsisme (aktifitas dunia maya/tren dari fungsi gadget saat ini). Ada
indikasi pamer didalamnya yang sebenarnya dilarang dalam Islam, padahal lebih
banyak hal yang lebih penting untuk dibicarakan atau dilakukan yang lebih
bermanfaat dari perilaku tersebut.
3) Persoalan hidup bukanlah
masalah itu sendiri tetapi sebagai jalan untuk semakin mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Bersyukurlah ketika mendapat banyak persoalan dalam hidup. Artinya,
Allah telah memberikan kesempatan bagi kita untuk terus memperbaiki diri dan
dekat dengan-Nya. Adakalanya saat dirundung banyak masalah dan tekanan kita
yang dulunya jarang untuk bangun malam menjadi rajin. Berbeda jika tidak
mempunyai masalah, hidup seolah senang-senang saja, keinginan semua terturuti,
shalat dan dzikirpun tentu inginnya cepat-cepat selesai :)
4) Hikmah yaitu rahasia dari suatu (dibalik) kejadian.
5) Saat melihat orang yang
melakukan kemungkaran/kemaksiatan, tanamkan dalam hati dan akal kita bahwa
mungkin saat itu dia sedang khilaf dan saat sudah bertaubat barangkali
dia jauh lebih baik dari kita kualitas ibadahnya dimata Allah. Jangan sampai
muncul dalam hati kita perasaan ujub atau merasa bangga/diri ini lebih
baik darinya. Karena ujub adalah awal dari sifat sombong yang merupakan
penyebab utama iblis dikeluarkan dari surga dan mendapat laknat Allah SWT.
Wallaahu a’lam bis showaab. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar