Kamis, 05 Februari 2015

KEMULIAAN RASULULLAH, CITA-CITA & ANJURAN UNTUK MENJADI ORANG YANG MULIA



RANGKUMAN HADITS NO. 373, 374 & 375
(مختار الأحاديث النبوية)

Dipresentasikan pada hari Ahad, 1 Februari 2015

بسم الله الرحمن الرحيم
Hadits No. 373
Oleh: Laili Usria

Terjemah:
“Saya (Muhammad) adalah menjadi tuannya bagi anak adam pada hari kiamat, namun saya (Muhammad) tidak bangga, dan ditangankulah terdapat bendera pujian namun saya (Muhammad) tidak bangga, dan tidak ada satupun nabi pada hari itu; (yaitu) anak adam dan lainnya (berada) kecuali dibawah benderaku. Saya (Muhammad) adalah orang pertama yang membelah bumi, namun saya tidak bangga, dan saya adalah orang pertama yang memberi syafaat, dan saya adalah orang pertama yang diberi izin untuk memberi syafaat.”
(HR. Imam Ahmad)

Penjelasan Hadits:
Hadis diatas memberikan kita pelajaran, bahwa Nabi Muhammad sebagai insan yang sempurna dan memiliki banyak keistimewaan tidak pernah bangga dengan apa yang dimilki. Kelebihan dan keistimewaan yang diberikan oleh Allah tidak menjadikan beliau menjadi sombong. Oleh sebab itu, kita sebagai manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan, patutnya meniru sikap beliau yang sangat rendah hati. Karena Allah mencintai setiap hambanya yang memilki sikap rendah hati. Karena sikap tersebutlah yang menjadikan manusia berada pada tingkat kemuliaan dan derajat yang lebih tinggi.
            Namun sebaliknya, Allah sangat membenci hamba yang memilki sikap sombong dalam dirinya, dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, bahwa orang yang paling dicintai Nabi adalah orang yang memilki akhlak baik. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Nabi adalah orang yang memilki sifat sombong.

Tambahan:
1.      Hadits ini menepis anggapan bahwa orang yang lebih dahulu biasanya lebih hebat. Nabi Muhammad SAW adalah cicit para nabi tetapi kelebihannya melebihi para leluhurnya.
2.      Kedudukan Nabi Muhammad SAW itu sedemikian luar biasa berdasarkan hadits diatas, maka kita sebagai umatnya harus bersyukur menjadi umat yang paling mulia. Dan itu semua semata-mata karena kemuliaan Rasulullah SAW.
3.      Hadits ini juga mengingatkan kita sebagai umatnya agar senantiasa meningkatkan kualitas kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.

Hadits No. 374
Oleh: Nur Faizah

Terjemah:
“Sesungguhnya harapan/angan-angan itu adalah rahmat bagi umatku, jika tidak ada harapan maka seorang ibu tidak akan menyusui anaknya dan seorang tidak akan menanam pohon.”
(HR. Ad-Dailamy)

Penjelasan Hadits:
Hadits ini menjelaskan tentang Power of Dream atau kekuatan mimpi.
           
Harapan/mimpi adalah langkah awal menuju kesuksesan. Dengan adanya harapan, maka seseorang akan berusaha untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Seperti dalam hadis telah dijelaskan bahwa jika tidak ada harapan maka seorang ibu tidak menyusui anaknya dan seorang penanam tidak akan menanam pohon. Rumus itu dilakukan karena adanya harapan seorang ibu terhadap anaknya supaya bisa menjadi sukses dan berguna dan bagi penanam pohon, mereka mempunyai harapan untuk mendapatkan buahnya. Dalam surat al-Kahfi ayat 110 dijelaskan, yang artinya :
 katakanlah (Muhammad): Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa”. Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
              Setiap manusia yang hidup tentunya memiliki harapan, impian, atau tujuan utama. Namun dalam pencapaiannya tidaklah semudah mengukirnya. Contohnya dalam menghafalkan Al-qur’an supaya bisa lanyah atau lancar maka perlu usaha maksimal yaitu dengan nderes. Jadi, harapan itu adalah kunci dari kesuksesan. Dan diperlukan suatu usaha untuk mencapainya.
Tambahan:
1.      Cita-cita adalah bagian bagian dari upaya, juga disertai dengan langkah (usaha konkret). Ketika sudah bercita-cita, maka sudah mendapatkan pahala. Berbeda dengan angan-angan yang hanya beranda-andai, tidak disertai usaha pasti.
2.      Hadits ini memberi pesan kepada kita akan pentingnya untuk menggerakkan manusia dan memberi harapan. Manusia yang tidak mempunyai cita-cita, berarti ia telah mati walau jasadnya masih berjalan.
3.      Cita-cita itu harus diusahakan dan digerakkan, tidak hanya sekedar ada di dalam fikiran saja.

Hadits No. 375

Terjemah:
“Sesungguhnya yang mengerti/mengetahui keutamaan bagi orang yang mengerti keutamaan, hanyalah orang yang memiliki keutamaan.”
(HR. Ad-Dailamy)

Penjelasan Hadits:
Hadits ini memberi pesan kepada kita agar kita diharapkan menjadi orang yang terhormat, maka anda tahu hal-hal yang terhormat. Pentingnya mengetahui (ilmu), akan mengantarkan kita menjadi orang yang terhormat. Karena hal-hal yang mulia hanya diketahui oleh orang yang mulia/terhormat pula. Begitu juga dengan mengetahui sesuatu itu baik, utama, istimewa, hanyalah orang yang memiliki keutamaan.
Islam menghargai proses, tidak hanya hasil. Oleh karena itu, usaha seseorang untuk senantiasa meningkatkan diri menjadi manusia yang terhormat/berkualitas/lebih baik pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal di sisi-Nya.

Wallaahu a’lam bis showaab. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar