RANGKUMAN HADITS NO. 373, 374 & 375
(مختار
الأحاديث النبوية)
Dipresentasikan pada hari
Ahad, 1 Februari 2015
بسم الله الرحمن الرحيم
Hadits No. 373
Oleh: Laili Usria
Terjemah:
“Saya (Muhammad) adalah
menjadi tuannya bagi anak adam pada hari kiamat, namun saya (Muhammad) tidak
bangga, dan ditangankulah terdapat bendera pujian namun saya (Muhammad) tidak
bangga, dan tidak ada satupun nabi pada hari itu; (yaitu) anak adam dan lainnya
(berada) kecuali dibawah benderaku. Saya (Muhammad) adalah orang pertama yang
membelah bumi, namun saya tidak bangga, dan saya adalah orang pertama yang
memberi syafaat, dan saya adalah orang pertama yang diberi izin untuk memberi
syafaat.”
(HR. Imam Ahmad)
Penjelasan Hadits:
Hadis diatas memberikan kita pelajaran, bahwa Nabi Muhammad
sebagai insan yang sempurna dan memiliki banyak keistimewaan tidak pernah
bangga dengan apa yang dimilki. Kelebihan dan keistimewaan yang diberikan oleh
Allah tidak menjadikan beliau menjadi sombong. Oleh sebab itu,
kita sebagai manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan,
patutnya meniru sikap beliau yang sangat rendah hati. Karena
Allah mencintai setiap hambanya yang memilki sikap rendah hati. Karena sikap
tersebutlah yang menjadikan manusia berada pada tingkat kemuliaan dan derajat
yang lebih tinggi.
Namun sebaliknya, Allah sangat
membenci hamba yang memilki sikap sombong dalam dirinya, dalam suatu hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, bahwa orang yang paling dicintai Nabi
adalah orang yang memilki akhlak baik. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh
Nabi
adalah orang yang memilki sifat sombong.
Tambahan:
1. Hadits ini menepis anggapan bahwa orang yang lebih dahulu biasanya lebih
hebat. Nabi Muhammad SAW adalah cicit para nabi tetapi kelebihannya melebihi
para leluhurnya.
2. Kedudukan Nabi Muhammad SAW itu sedemikian luar biasa berdasarkan hadits
diatas, maka kita sebagai umatnya harus bersyukur menjadi umat yang paling
mulia. Dan itu semua semata-mata karena kemuliaan Rasulullah SAW.
3. Hadits ini juga mengingatkan kita sebagai umatnya agar senantiasa
meningkatkan kualitas kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.
Hadits No. 374
Oleh: Nur Faizah
Terjemah:
“Sesungguhnya harapan/angan-angan itu adalah
rahmat bagi umatku, jika tidak ada harapan maka seorang ibu tidak akan menyusui
anaknya dan seorang tidak akan menanam pohon.”
(HR. Ad-Dailamy)
Penjelasan Hadits:
Hadits ini menjelaskan tentang Power of Dream atau kekuatan mimpi.
Harapan/mimpi adalah langkah awal menuju kesuksesan. Dengan adanya harapan, maka seseorang akan berusaha untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Seperti dalam hadis telah dijelaskan bahwa jika tidak ada harapan maka seorang ibu tidak menyusui anaknya dan seorang penanam tidak akan menanam pohon. Rumus itu dilakukan karena adanya harapan seorang ibu terhadap anaknya supaya bisa menjadi sukses dan berguna dan bagi penanam pohon, mereka mempunyai harapan untuk mendapatkan buahnya. Dalam surat al-Kahfi ayat 110 dijelaskan, yang artinya :
Harapan/mimpi adalah langkah awal menuju kesuksesan. Dengan adanya harapan, maka seseorang akan berusaha untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Seperti dalam hadis telah dijelaskan bahwa jika tidak ada harapan maka seorang ibu tidak menyusui anaknya dan seorang penanam tidak akan menanam pohon. Rumus itu dilakukan karena adanya harapan seorang ibu terhadap anaknya supaya bisa menjadi sukses dan berguna dan bagi penanam pohon, mereka mempunyai harapan untuk mendapatkan buahnya. Dalam surat al-Kahfi ayat 110 dijelaskan, yang artinya :
katakanlah
(Muhammad): Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku, “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa”. Maka
barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan
kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah
kepada Tuhannya.”
Setiap manusia yang hidup tentunya memiliki harapan, impian, atau
tujuan utama. Namun dalam pencapaiannya tidaklah semudah mengukirnya. Contohnya
dalam menghafalkan Al-qur’an supaya bisa lanyah atau lancar maka perlu usaha
maksimal yaitu dengan nderes. Jadi, harapan itu adalah kunci dari kesuksesan.
Dan diperlukan suatu usaha untuk mencapainya.
Tambahan:
1. Cita-cita adalah bagian bagian dari upaya, juga disertai dengan langkah
(usaha konkret). Ketika sudah bercita-cita, maka sudah mendapatkan pahala. Berbeda
dengan angan-angan yang hanya beranda-andai, tidak disertai usaha pasti.
2. Hadits ini memberi pesan kepada kita akan pentingnya untuk menggerakkan
manusia dan memberi harapan. Manusia yang tidak mempunyai cita-cita, berarti ia
telah mati walau jasadnya masih berjalan.
3. Cita-cita itu harus diusahakan dan digerakkan, tidak hanya sekedar ada di
dalam fikiran saja.
Hadits No. 375
Terjemah:
“Sesungguhnya yang mengerti/mengetahui
keutamaan bagi orang yang mengerti keutamaan, hanyalah orang yang memiliki
keutamaan.”
(HR. Ad-Dailamy)
Penjelasan Hadits:
Hadits ini memberi pesan kepada kita agar kita diharapkan
menjadi orang yang terhormat, maka anda tahu hal-hal yang terhormat. Pentingnya
mengetahui (ilmu), akan mengantarkan kita menjadi orang yang terhormat. Karena hal-hal
yang mulia hanya diketahui oleh orang yang mulia/terhormat pula. Begitu juga
dengan mengetahui sesuatu itu baik, utama, istimewa, hanyalah orang yang
memiliki keutamaan.
Islam menghargai proses, tidak hanya hasil. Oleh karena
itu, usaha seseorang untuk senantiasa meningkatkan diri menjadi manusia yang terhormat/berkualitas/lebih
baik pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal di sisi-Nya.
Wallaahu a’lam bis showaab. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar