Kamis, 05 Februari 2015

PERAN ULAMA DAN HIKMAH BERSIN



RANGKUMAN HADITS NO. 371 & 372
(مختار الأحاديث النبوية)

Dipresentasikan pada hari Ahad, 25 Januari 2015

بسم الله الرحمن الرحيم
Hadits No. 371

Terjemah:
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mengambil tempat ilmu dari hamba, tetapi mencabut ilmu dengan mencabut nyawa ‘Ulama. Sehingga apabila sudah tidak ada seorangpun yang ‘alim, manusia menjadikan pemimpin-pemimpin yang bodoh, maka mereka ditanya dan mereka memberi fatwa dengan tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan.”
(HR. Imam Bukhari dan Muslim)
  
Penjelasan Hadits:
Hadits ini menunjukkan betapa penting peran Ulama dan yang namanya Ilmu. Juga menjadi hadits wajib saat menjelaskan tentang Ilmu dan Ulama. 
Ilmu itu mulia karena dirinya sendiri. Jika ingin menjadi orang terhormat dan dimuliakan maka harus dengan ilmu, bukan karena atau dengan nasab, pangkat, gelar, kecantikan/ketampanan, harta, dan sebagainya.
Allah mencabut ilmu dengan mencabut nyawa Ulama. Karena Ulama-lah yang menguasai ilmu ma’rifatullaah, ‘aqooid, dan syari’at (paham agama).

Hadits No. 372
Oleh: Laila Ulfah

Terjemah:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka ketika ada orang yang bersin dan memuji Allah maka setiap muslim yang mendengarnya wajib mengucapkan untuk orang tersebut "Yarhamukallah". Sedangkan menguap itu dari syetan, maka ketika seseorang menguap menahan sebisanya, karena sesungguhnya ketika seseorang itu menguap sesungguhnya syetan sedang menertawakannya.”
(HR. Imam Bukhori)

Penjelasan Hadits:
Jadi inti dari hadis ini adalah himbauan untuk kita ketika ada seseorang yang bersin dan mengucapkan "alhamdulillah" (atau kata lainnya yg bermaksud memuji Allah) maka wajib untuk kita menjawabnya/balik mendoakannya. Akan tetapi apabila dia tidak mengucapkan "Alhamdulillah" maka kita tidak wajib menjawabnya.
Hal ini berbeda dalam hal menguap, menguap itu dibenci oleh Allah karena seperti yang kita ketahui bahwa pada orang menguap itu cenderung loyo dan kurang bergairah pun tidak bersemangat dalam beribadah dan melakukan aktivitas. Dan berdasarkan pengamatan bahwa ketika seseorang menguap akan menular kepada orang-orang disekitarnya. Untuk itu sebisa mungkin bagi orang yang hendak menguap agar menahannya semisal dengan cara tidak membuka mulut/menutupinya. Karena apabila kita tidak menutupnya sesungguhnya syetan sedang menertawakan kita.
Imam Ibnu Hajar berkata, "Imam al-Khatabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci di sini dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadis ini. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang (tidak kekenyangan). Ini berbeda dengan menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan dan badan terasa berat beraktifitas. Hal ini karena banyaknya makan. Bersin bisa menggerakkan orang untuk beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas. (Fathul Baari, 10/607).


Wallaahu a’lam bis showab. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar