RANGKUMAN HADITS NO. 388, 389, 390 & 391
(مختار
الأحاديث النبوية)
Dipresentasikan pada hari
Ahad, 3 Mei 2015
بسم الله الرحمن الرحيم
Hadits No. 388
Terjemah:
“Maukah kamu aku beri kabar tentang perkara
yang bisa memasukkanmu ke surga? Yaitu perang dengan pedang, memuliakan tamu,
perhatian dengan waktu sholat, menyempurnakan kesucian di malam yang dingin,
dan memberi makanan yang disukai.”
(HR. Ibnu ‘Asaakir)
Penjelasan Hadits:
Hadits di atas yaitu menjelaskan tentang
perkara yang bisa menjadikan seseorang masuk ke dalam surga. Yang pertama
yaitu perang dengan pedang, bisa diartikan sebagai sesuatu yang bisa
mempertaruhkan jiwa dan raga. Tentunya untuk hal kebaikan atau membela kebenaran
(haq) dan memerangi kebathilan.
Kedua yaitu memuliakan tamu. Wajib bagi seorang
muslim untuk memuliakan (salah satunya) dengan menjamu tamunya selama tiga
hari, setelah itu maka dihitung sedekah.
Ketiga yaitu perhatian dengan waktu sholat. Artinya,
ketika masuk waktu sholat maka ketika sempat, langsung mendirikannya, tidak
menunda-nunda hingga akhir waktu. Di dalam ayat Qur’an yang menjelaskan tentang
sholat ada ayat yang menggunakan kata ‘an, ‘alaa dan fii. Penggunaan
kata ‘an dan ‘alaa yaitu di luar sholat, bukan dalam pelaksanaan
sholat berlangsung. ‘An yaitu menunjukkan waktu sholat (alladziina
hum ‘an sholaatihim saa huun, QS. Al-Ma’un) dan ‘alaa, yaitu bahwa
sholat wajib harus dilakukan lima kali sehari (shubuh, dhuhur, ashar, maghrib,
dan isya), tidak boleh kurang. Sedangkan penggunaan kata fii yaitu
menunjukkan ketika sholat (di dalam sholat), bahwa ketika melakukan sholat
harus khusyu’, tidak memikirkan hal lain khususnya perkara duniawi.
Keempat yaitu menyempurnakan kesucian (wudlu)nya
di malam yang dingin. Derajat celcius atau tingkat kedinginan di Indonesia
tentunya berbeda dengan di Arab sana. Menurut suatu cerita, bahwa dinginnya
Arab sampai menembus atau terasa sampai ke tulang. Konteks hadits di atas
dengan melihat letak geografis negara Arab dan suhunya saat di malam hari
menjadi patokan, bahwa sedingin apapun di malam hari tetap harus menyempurnakan
kesucian, dalam hal ini yaitu berwudlu.
Kelima yaitu memberi makanan yang disukai. Memberi makanan
yang tidak kita sukai, atau hampir mendekati kadaluarsa kepada orang lain
adalah hal yang biasa. Namun memberi makanan yang kita sukai kepada orang lain
tentunya suatu hal yang luar biasa karena bisa mengalahkan hawa nafsunya.
Hadits No. 389
Penjelasan Hadits:
1. Diam bisa diartikan yaitu mencegah untuk berbicara yang buruk/menyakiti.
Dengan mengikuti teladan yaitu Nabi Muhammad SAW.
2. Diam itu baik, namun kalau berbicara lebih baik, maka berbicaralah. Diam
disaat kamu harus berbicara itu salah, sebaliknya berbicara di saat kamu
harusnya diam pun salah. Contohnya yaitu ketika seseorang sedang berbicara,
maka dalam posisi seperti itu dia (lawan bicara) harus diam, mendengarkannya
sampai selesai.
3. Terdapat sebuah kalimat hikmah yang mengatakan bahwa, “Janganlah
berbicara terhadap sesuatu yang tidak kamu ketahui, tetapi ketahuilah setiap
(semua) apa yang akan kamu katakan/bicarakan.” Mengingatkan kepada kita
untuk berfikir sebelum berbicara dan mengetahui efek, akibat, maupun resiko
yang harus di terima saat perkataan tersebut diucapkan kepada orang lain.
4. Sebaik-baik perkataan/kalimat yaitu perkataan yang jujur oleh si pembicara,
dan si pendengar bisa mengambil manfaat.
5. Akibat dari husnul khuluq yaitu tidak mempunyai musuh dan tidak
terbebani. Sedangkan suul khuluq sebaliknya, pasti mempunyai musuh dan
terbebani.
Hadits No. 390
Penjelasan Hadits:
Do’a
yang apabila ada sesuatu yang mengenai seseorang baik berupa bencana/bala’,
maka Allah akan membebaskannya yaitu do’a yang dibaca oleh Nabi Yunus saat
berada di perut ikan. Yang berbunyi, “Laaailaaha illaa anta subhaanaka innii
kuntu minadhdhoolimiin.”
Karbun yaitu bencana yang tidak enak, menyakitkan,
menderita. Sedangkan balaa’un yaitu ujian yang bisa berupa enak atau
tidak enak, baik atau buruk.
Do’a tersebut hendaknya dibaca seorang suami
saat istrinya akan melahirkan. Menunjukkan kepasrahan diri total kepada Allah
SWT, seorang makhluk/hamba kepada sang Khaliq, Tuhan.
Ujian duniawi seperti sakit yang mendera
fisik/tubuh seseorang merupakan ujian yang sederhana. Sedangkan ujian ukhrawi
yaitu ujian agama adalah ujian terberat. Contohnya yaitu saat seseorang sudah
mengerti hal itu adalah dilarang tetapi tetap dilakukan, maka termasuk dalam
ujian agama yang berat.
Hadits No. 391
Penjelasan Hadits:
Hadits di atas menjelaskan bahwa orang yang
paling kuat bukanlah orang yang menang dalam bergulat atau bertarung, tetapi ia
yang bisa menahan diri dari amarahnya ketika ia harusnya marah. Sudah sangat
jelas bahwa kekuatan fisik bukanlah kadar seseorang untuk bisa dikatakan
sebagai seorang yang kuat. Namun kemampuan diri dalam megendalikan emosi di
saat amarahlah yang bisa membuat seseorang mendapat predikat ‘orang yang kuat.’
Wallaahu a’lam bis showab. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar