Bismillah…
Sedikit pengen berbagi nih, temen-temen. Mungkin, di antara salah satu
ujian yang paling diperhatikan ama Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir), khususnya
‘santri’ Azhar adalah materi hafalan al-Quran. Bagi sebagian mahasiswa, mungkin
ini adalah ujian yang cukup sulit. Hal ini dapat dilihat ketika cukup banyak
mahasiswa yang masih ‘membawa’ a.k.a ‘belum lulus’ materi ini bahkan hingga
tingkat akhir kuliah mereka.
Ujian ini dianggap sulit karena bentuknya hafalan, berbeda dengan berbagai
materi lain yang bentuknya berfikir, sehingga tidak banyak menguras otak.
Terlebih lagi, diantara temen-temen penulis sendiri sebagian besar tidak
memulai hafalan ini di awal. Bahkan bisa jadi, saat membaca tulisan ini belum
juga ngapalin? Heu heu… Ujian sendiri udah dekat, kira-kira bagaimana
mensiasatinya?
Yah,… walaupun mungkin bisa jadi tips ini udah telat, karena ujian syafawi
(lisan) sendiri udah di ambang pintu dan mungkin tak cukup lagi waktunya, akan
tetapi paling tidak bisa jadi bermanfaat ketika ujian tahriri (tulisan) nanti.
Atau bisa juga buat temen-temen yang memang pengen ngafalin Quran lebih dari
sekedar muqorror (diktat) Azhar.
Ada beberapa fase dalam menghafal al-Quran ini. Gampangnya kita ambil tiga
fase saja;
1. Fase pra hafalan (taaruf)
1. Fase pra hafalan (taaruf)
2. Fase hafalan (tahfidz)
3. Fase menjaga hafalan (murojaah)
A. Fase Pra Hafalan
Hal pertama dalam fase pra hafalan, ada baiknya kita mengenal dulu dengan
kitab suci yang akan kita hafal ini. Beberapa sifatnya antara lain:
1.
Mudah dihafal.
Allah sendiri berfirman dan diulang-ulang dalam surat al-Qomar, “Walaqad
yassarna al-Qurana lidz-dzikri fahal min muddakir… (QS. Al-Qomar: 17)”. Selain
dikuatkan dengan firman Allah, secara bahasa sendiri al-Quran sangat mudah
dihafalkan. Terlebih di dalamnya, banyak ayat-ayat yang mirip, sehingga kita
tidak perlu menguras otak lebih karena ada beberapa kalimat atau ayat yang
sudah pernah kita hafalkan dulu.
2.
Mudah pula terlupa.
Dalam hal ini penulis sendiri kurang tau apakah riwayat ini adalah hadits
atau apa, akan tetapi dulu Kyai penulis pernah bilang bahwa, “Menghafal Quran
itu seperti mengikat unta. Bila longgar sedikit saja ikatannya, maka akan
sangat mudah lepas.”
3.
Al-Quran adalah kitab
suci kita,
barangsiapa dapat menghafalkannya maka akan mendapat banyak fadhilah,
seperti: variasi bacaan dalam sholat, mengisi waktu luang ketika menuggu bus,
di dalam bus dll.
4.
Dengan menghafalkannya,
terlebih bila memahami maknanya bisa membuat hati kita terbuka, menemukan
kebenaran din ini, menemukan mukjizat-mukjizat di dalam al-Quran dsb. Intinya,
insya Allah bisa menambah iman kita dan takwa kita..
Sifat-sifat di atas bisa ditambah terserah ama
pembaca. Tapi penulis pikir cukup ini saja, ntar lama-lama gak jadi berbagi
tips dan triknya, hehehe… Nah, dari yang penulis sebutkan di atas, mungkin dua
sifat teratas perlu mendapat perhatian lebih.
Selanjutnya, setelah berkenalan dengan obyek yang ingin kita hafal,
sekarang saatnya berpindah kepada subyeknya. Yakni diri kita sendiri. Hal-hal
apa saja yang perlu kita perhatikan dalam menghafal al-Quran ini?
1. Temukan motivasi yang
tepat atau niatnya. Tentukan, apakah untuk ujian saja, atau kualitas hafalan
dan kesungguhan kita dalam menghafal.untuk sesuatu hal yang di atas itu. Penentuan
motivasi ini sangat menentukan tingkat
2.
Berikan waktu khusus
dalam keseharian kita.
3. Persiapkan diri dari
banyaknya godaan yang melalaikan dan ketidak-disiplinan. Karena sebenernya,
dari pengalaman penulis sendiri dan curhat temen-temen, kunci menghafal
al-Quran adalah satu; ISTIQOMAH.
4.
“Qalilun qarra khairun
min katsirun farra..” lebih baik sedikit tapi kuat, daripada banyak hafalan
tapi lemah. Artinya, menghafal al-Quran itu haruslah tadarruj, alias bertahap.
Allah sendiri berfirman, “Wala ta’jal bil qurani min qabli an yuqdha ilaika
wahyuhu, wa qul rabbi zidny ilman…” (QS. Toha: 114). Banyak sedikitnya
menghafal, sangat tergantung pada kemampuan penghafal, ndak perlu dipaksa.
B. Fase Menghafal
Setelah bertaaruf, dan kenal-kenalan sebelum memasuki dunia hafalan ini,
hehehe… kini saatnya kita melakukan proses menghafal. Fase di atas tadi, cukup
dipahami saja dan dijadikan pengingat bila suatu saat kita merasa kesulitan dan
pengen curhat :D.
Okeh, sekarang saatnya kita masuk dalam persoalan teknis, yakni trik
menghafal. Sebenernya, soal ini penulis lebih suka menyerahkan kepada pembaca
soal bagaimana menghafal. Karena, dalam menghafal ini sangat bergantung pada
kondisi /dzuruf si penghafal. Akan tetapi, agar bisa mendapat gambaran
bagaimana menghafal yang baik, maka akan penulis sebutkan contoh dalam fase
ini.
1. Membaca pelan dan mecoba memahami
maknanya (grambyang) dari apa yang ingin kita hafal di pagi hari, pada malam
hari sebelum tidur. Hal ini sangat bermanfaat untuk mempermudah menghafal di
pagi harinya.
2. Lebih baik baik dilakukan setelah
sholat subuh, mulai menghafal al-Quran secara tadarruj dimulai dari jumlatan fa
jumlatan (kalimat per kalimat) bukan ayat per ayat! Setelah hafal (membaca
tanpa melirik al-Qurannya) satu kalimat, baru berpindah ke kalimat yang lain.
Setelah dari kalimat, baru kemudian menghafal satu ayat.
3. Setelah hafal satu ayat, boleh
berpindah ke ayat lain, dan temukan keserasian dalam dua ayat ini. Sangat sering
terjadi, ayat al-Quran ini memiliki satu tema setiap separuh halaman. Nah,
setelah hafal setengah halaman, maka diulangi lagi dari awal dan tidak
berpindah ke ayat lain sebelum ayat-ayat yang sudah dihafal benar-benar mantap.
4. Dianjurkan minimal menghafal satu
halaman, atau lebih baik lagi dua halaman setiap harinya. Agar nanti yang
tergambar di ingatan kita adalah seperti membuka al-Quran, satu di sisi kanan
dan satu lagi di sisi kiri.
5. Lebih dan sangat dianjurkan untuk
menyetorkan hafalan yang baru kita hafal, pada orang yang sudah hafal lebih
dari kita. Bukan saja karena menjaga agar apa yang kita hafal ini sudah benar
kata per katanya, akan tetapi juga sangat bermanfaat sebagai latihan dalam
hafalan kita. Karena, seperti layaknya skil yang lain, semakin sering dilatih
maka akan semakin lancar…
C. Fase Mengulang
Perlu diketahui dan diingat.. fase murojaah ini adalah yang sangat-sangat
penting dan paling penting di antara dua fase di atas. Karena sepeti yang
penulis sebutkan di atas, bahwa menghafal al-Quran itu mudah, akan tetapi
menjaganya itu… masya Allah.
Okeh, tidak perlu berlama-lama dan mengeluh, heu..heu.. :D, langsung saja
pada trik bagaimana melakukan murojaah yang baik dan benar sesuai kaidah yang
disempurnakan, * walah… kok nyambung ke sana?
Sama seperti menghafal, dalam murojaah pun ada yang namanya tadarruj. Yakni
bertahap pula dalam melakukannya.
1.
Murojaah sebelum
membuat hafalan baru.
Yang perlu kita ulang hafalannya sebelum membuat hafalan baru adalah
hafalan seperempat juz (5 halaman) sebelum hafalan baru kita. Jadi, jangan
menambah hafalan baru bila seperempat juz sebelumnya masih berantakan
hafalannya.
2.
Murojaah hafalan baru.
Setelah paginya kita menghafal, maka berikan waktu khusus buat mengulang
hafalan baru kita itu. Paling enak adalah ketika sholat dhuha. Semakin sering
diulang dalam sholat, semakin baik. Atau bisa juga sehabis sholat maghrib… atau
terserah kapan. Yang penting, minimal kita ulang hafalan baru itu, sekali dalam
sehari.
Nah, yang dua di atas itu adalah murojaah minimal yang harus dilakuin dalam
sehari. Ada juga murojaah terkait banyaknya hafalan kita.
1.
Murojaah per seperempat
juz (5 halaman).
Murojaah ini dilakukan setiap hari, dan berkelanjutan esok harinya. Lebih
baik disetorkan juga murojaah yang ini. Sifatnya seperti hafalan baru, harus
bener-bener mantap ketika disetorkan. Bentuk seperempat juz-an ini sangat
ditekankan dan bisa sangat membantu kita, ketika harus menghafal banyak juz.
Jadi nanti, bila sudah hafal banyak, yang cukup diingat adalah urutan ayat-ayat
pertama dalam tiap halaman di seperempat juz. Jadi seolah-olah, tiap juz dalam
al-Quran itu dibagi menjadi empat. Dan cukup yang seperempat itu yang
digambarkan dalam otak.
2.
Murojaah per 1 juz.
Sama seperti murojaah seperempat juz, murojaah ini juga lebih baik
disetorkan. Akan tetapi gak menutup kemungkinan untuk dibaca sendiri. Asalkan
dengan catatan, lebih baik untuk tidak melirik al-Quran sedikitpun, kecuali
hanya untuk melihat benar salahnya, bukan untuk meneruskan bacaan.
3.
Murojaah per 5 juz.
Kalau bisa, hal ini disetorkan juga. Akan tetapi, kecuali di pondok
tahfidz, mungkin agak jarang yang mau nerima setoran 5 juz, hehehe… termasuk
aku :D. Murojaah ini berlanjut juga. Jadi kalau sudah 5 juz, 10 juz, dst.. maka
dibaca pula dari awal.
Nah, kayaknya cukup itu aja metode-metode yang kira-kira bisa dijadikan
gambaran. Metode-metode di atas tidak mutlak sifatnya. Namun, secara pengalaman
metode-metode di atas cukup membantu dalam proses menghafal al-Quran. Jadi bisa
dijadikan tolak ukur dan gambaran buat temen-temen untuk menentukan sendiri
metode yang cocok.
Selanjutnya, mungkin ada beberapa tips tambahan di bawah ini yang bisa
dijadikan masukan buat temen-temen:
1. Akan lebih cepat dan mudah bila
kita menghafal sambil mengetahui artinya. Bisa lewat terjemah al-Quran, atau
bahkan dengan tafsirnya sekalian, :D.
2. Setelah tahu artinya, perlu
diketahui bahwa al-Quran itu berbentuk setengah prosa (cerita) dan setengah
puisi (berima). Dengan prosanya, akan membuat kita lebih mudah untuk mengaitkan
antara satu ayat dengan ayat lainnya lewat siyaq atau jalan cerita atau tema
khusus. So, temukan kesesuaian antar ayat! Dan lewat rima, memudahkan kita
menghafal dengan mendengar bunyinya. Ini juga rahasia kenapa al-Quran dengan
didengar berulang-ulang saja bisa membuat kita hafal.
3. Menej waktu dalam satu hari sebaik
mungkin. Minimal ada dua hal penting yang perlu diperhatikan, yang pertama
murojaah, yang kedua bikin hafalan baru.
Udah selesai?? Belum… ssssssst… nih, ada RAHASIA PENTING. Sebenernya, dari sekian banyak
metode di atas, yang penting cuma tiga hal:
1. ISTIQOMAH / disiplin.
2. konsentrasi (ketika menghafal dan murojaah).
3. Doa / niat.
Hufh… alhamdulillah, akhirnya selesai juga tips dan trik menghafal al-Quran
ini. Tidak banyak yang diharapkan, semoga saja bisa membantu temen-temen dalam
menghafal al-Quran. Tambahannya, kalau boleh minta bantuan temen-temen juga
moga kita semua dimudahkan dan diberi kekuatan dalam ujian kali ini. Dan semoga
kita dijadikan sebagai ahlu Quran. Amin99x.
Allahummaj ‘alna min ahlil Quran, warzuqna fahma an-nabiyyin wa hifdza
al-mursalin, wa ilhaama malaikati al-muqorrabin…
Wabillahi taufiq wal hidayah,
Maan najah, wa nanjah maan…
by: At-Tandzir room
kamar at-tandzir kan kamarku dulu pas awal2 masuk. Mbak wiwik kah ini? hehe
BalasHapusPatut dicoba tips nya. Matur nuwun :-)
kemungkinan iya, hehe.
BalasHapusSilahkan, semoga bermanfaat :)