Rabu, 24 Agustus 2016

HADITS (487) KEUTAMAAN PEDAGANG YANG JUJUR DAN AMANAH




Dipresentasikan oleh: Vicky Fithrotun Nisa

التَّاجِرُ الأَمِينُ الصَّدُوقُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ

Artinya : “Pedagang yang jujur dan amanah beserta para nabi, orang-orang yang shiddiq, para syuhada’, dan sholihin.” –HR. At Tirmidzi
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan seorang pedagang yang memiliki sifat-sifat ini, karena dia akan dimuliakan dengan keutamaan besar dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT, dengan dikumpulkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat. Imam ath-Thiibi mengomentari hadis ini dengan mengatakan, “Barangsiapa yang selalu mengutamakan sifat jujur dan amanah, maka dia termasuk golongan orang-orang yang taat (kepada Allah SWT); dari kalangan orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid, tapi barangsiapa yang selalu memilih sifat dusta dan khianat, maka dia termasuk golongan orang-orang yang durhaka (kepada Allah SWT); dari kalangan orang-orang yang fasik (buruk/rusak agamanya) atau pelaku maksiat”.
            Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini :
1        Maksud sifat jujur dan amanah dalam berdagang adalah dalam keterangan yang disampaikan sehubungan dengan jual beli tersebut dan penjelasan tentang cacat atau kekurangan pada barang dagangan yang dijual jika memang ada cacatnya.
2        Kata التَّاجِرُ (pedagang) tidak dimaksudkan hanya untuk para pedagang, tetapi juga semua sektor pekerjaan, seperti petani, guru, pegawai, dll.
3        Jika pedagang tidak jujur maka akan mendapat dosa dan laknat Allah.
4        Sebab yang menjadikan perdagangan dan jual beli menjadi tidak berkah adalah karena ada sumpah di dalamnya, contohnya ketika pedagang mengatakan, “Sumpah, buah ini rasanya manis (meskipun kenyataannya memang manis).
5       Maksud dari keutamaan dalam hadis ini: “…bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti)” bukanlah berarti derajat dan kedudukannya sama persis dengan derajat dan kedudukan mereka, tapi maksudnya dikumpulkan di dalam golongan mereka, sebagaimana firman Allah SWT :

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا
Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan (dikumpulkan) bersama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.” (QS An-Nisaa’: 69-70)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar