Dipresentasikan
oleh: Vicky Fithrotun Nisa
التَّاجِرُ الأَمِينُ
الصَّدُوقُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ
Artinya
: “Pedagang yang jujur dan amanah beserta para nabi, orang-orang yang shiddiq,
para syuhada’, dan sholihin.” –HR. At Tirmidzi
Hadits
yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan seorang pedagang yang memiliki
sifat-sifat ini, karena dia akan dimuliakan dengan keutamaan besar dan
kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT, dengan dikumpulkan bersama
para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari
kiamat. Imam ath-Thiibi mengomentari hadis ini dengan mengatakan, “Barangsiapa
yang selalu mengutamakan sifat jujur dan amanah, maka dia termasuk golongan
orang-orang yang taat (kepada Allah SWT); dari kalangan orang-orang
shiddiq dan orang-orang yang mati syahid, tapi barangsiapa yang selalu memilih
sifat dusta dan khianat, maka dia termasuk golongan orang-orang yang durhaka
(kepada Allah SWT); dari kalangan orang-orang yang fasik (buruk/rusak
agamanya) atau pelaku maksiat”.
Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini :
1
Maksud sifat jujur dan
amanah dalam berdagang adalah dalam keterangan yang disampaikan sehubungan
dengan jual beli tersebut dan penjelasan tentang cacat atau kekurangan pada
barang dagangan yang dijual jika memang ada cacatnya.
2
Kata التَّاجِرُ (pedagang) tidak
dimaksudkan hanya untuk para pedagang, tetapi juga semua sektor pekerjaan,
seperti petani, guru, pegawai, dll.
3
Jika pedagang tidak
jujur maka akan mendapat dosa dan laknat Allah.
4
Sebab yang menjadikan
perdagangan dan jual beli menjadi tidak berkah adalah karena ada sumpah di
dalamnya, contohnya ketika pedagang mengatakan, “Sumpah, buah ini rasanya manis
(meskipun kenyataannya memang manis).”
5
Maksud dari keutamaan
dalam hadis ini: “…bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang
mati syahid pada hari kiamat (nanti)” bukanlah berarti derajat dan kedudukannya
sama persis dengan derajat dan kedudukan mereka, tapi maksudnya dikumpulkan di
dalam golongan mereka, sebagaimana firman Allah SWT :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ
أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ
وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ
وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا
“Dan barangsiapa
yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan (dikumpulkan) bersama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang saleh. Dan
mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari
Allah, dan Allah cukup mengetahui.” (QS An-Nisaa’: 69-70)