Rabu, 28 Januari 2015

KARAKTERISTIK SEORANG MUKMIN



RANGKUMAN HADITS NO. 368
(مختار الأحاديث النبوية)

Dipresentasikan pada hari Ahad, 4 Januari 2015

بسم الله الرحمن الرحيم
Hadits No. 368
Oleh : Ulul Fadhilah

Terjemah:
Sabda Rosululloh Saw. sesungguhnya termasuk akhlaknya orang iman itu adalah:
1.      Kuat dalam agamanya. Orang yang beriman itu harus kuat memegang teguh pendiriannya, kuat memegang teguh keyakinannya, tidak mudah terpengaruh keadaan dan tidak lemah karena cobaan.
2.      Tegas dalam lemah lembut. Orang yang beriman itu harus mampu membuat penilaian yang benar, tegas dalam mengambil sikap, tetapi berlapang dada, mudah menerima nasehat, pitutur dan pengarahan, tidak membela diri karena kuatir jatuh harga dirinya, sakdremo, hatinya gampangan untuk diajak maju, berprestasi yang lebih baik dan menuju kearah kesempurnaan.
3.      Keimanan dalam yakin. Orang yang beriman itu imannya mantap, yakin terhadap kebenaran yang diperjuangkan, tidak ragu2 dalam menunjukkan kebenaran Qur’an Hadist Jamaah, rela berkorban demi keberhasilan dan suksesnya cita2 kebenaran Quran Hadist Jamaah.
4.      Berkeinginan dalam ilmu. Orang yang beriman itu selalu mengharapkan bertambahnya ilmu sebagai modal pengetahuan kebenaran serta modal dalam perjuangan Quran Hadist Jamaah, tidak merasa kenyang dalam mencari ilmu selama hayat masih dikandung badan.
5.      Takut dalam senang. Orang yang beriman itu harus selalu khawatir dan takut jangan2 amal sholih yang telah dikerjakan selama ini belum cukup untuk bekal menghadap ke hadirat Alloh, sehingga mempunyai semangat yang tinggi untuk beramal sholih yang lebih banyak lagi, tetapi juga merasa berbahagia tenteram dan tenang karena usahanya itu pasti berakhir dengan kemenangan, menerima keridhoan dari Alloh yaitu surga Alloh dan selamat dari neraka Alloh.
6.      Aris (bijaksana) dalam ilmu. Orang yang beriman itu mempunyai sifat tekun, telaten tidak gampang putus asa dalam mencari ilmu, sabar dan aris hatinya dalam menimba ilmu Al Qur’an dan Al Hadist sebagai satu2nya kebenaran.
7.      Sedang2 (sederhana) dalam kaya. Orang yang beriman itu mempunyai sifat sederhana dalam hidup walaupun kaya raya tetapi mengerti haknya harta sehingga berani ngebosi/mempelopori dalam perjuangan agama Alloh/Quran Hadist Jamaah.
8.      Merias (berhias) dalam melarat. Orang yang beriman itu mempunyai sifat selalu menjaga kebersihan walaupun dalam keadaan sengsara, melarat/miskin tetapi tetap mau berdandan/merias dirinya sebagai orang iman (tetap budiluhur).
9.      Merasa berdosa dari perbuatan rakus. Orang yang beriman itu merasa dosa terhadap perbuatan tamak (rakus) dan hidupnya sederhana tidak nggrangsang, tidak ongso2, bisa menerima pembagian dari Alloh/nerimo ing pandum tetapi tetap berusaha/bekerja untuk hidup yang lebih baik.
10.  Bekerja dalam halal. Orang yang beriman itu selalu berusaha/bekerja dari usaha/bekerja yang halal, walaupun hidup di kalangan/lingkungan yang penuh dengan keharoman/riba.
11.  Baik dalam ketetapan. Orang yang beriman itu selalu tetap istiqomah, rutin, tekun dalam melaksanakan kewajiban terutama dalam beribadah kepada Alloh.
12.  Trengginas dalam petunjuk. Orang yang beriman itu selalu terampil, trengginas, semangat dalam memperjuangkan agama Alloh/Quran Hadist Jamaah, tidak aras2en, bot2an, berat hati tetapi ringan kaki dan ringan tangan.
13.  Mencegah dari syahwat. Orang yang beriman itu dapat mengendalikan diri, mengontrol diri tidak selalu menuruti syahwat/hawa nafsu dan keinginan2 yang tidak manfaat/mubadzir.
14.  Rohmat pada orang yang diberatkan. Orang yang beriman itu selalu kasih sayang kepada orang yang menderita, orang miskin, orang yang berat dalam menghadapi kehidupan/orang melarat.
15.  Sesungguhnya orang iman itu dari hamba Alloh tidak boleh menyimpang pada orang yang membuat marah. Orang yang beriman itu tidak menyimpang dalam menegakkan peraturan dari garis2 kebenaran walaupun terhadap orang yang peling sering membikin dia marah dan geram.
16.  Tidak membuat dosa di dalam orang yang disenangi. Orang yang beriman itu cintanya kepada seseorang tidak menimbulkan pelanggaran2, tidak menerjang larangan2 agama sehingga melakukan perbuatan dosa.
17.  Tidak menyia2kan pada apa2 yang dititipkan (dipercayakan). Orang yang beriman itu tidak menyia2kan/menyelewengkan titipan, kalau ada titipan maka segera diserahkan kepada yang berhak menerima (bisa amanah).
18.  Tidak dengki, tidak menuduh jelek, tidak melaknati. Orang yang beriman itu tidak drengki, tidak suka menuduh jelek kepada sesama orang iman dan tidak suka saling melaknati.
19.  Mengakui dengan haq walaupun tidak disaksikan atas orang. Orang yang beriman itu selalu mengakui kesalahan2 yang diperbuat, walaupun tidak ada orang yang menyaksikan perbuatannya. Bisa taubat atas pelanggarannya meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.
20.  Tidak menjuluki dengan julukan (yang jelek). Orang yang beriman itu tidak mau memanggil orang iman dengan panggilan yang menyakitkan hati, seperti ya kafir – ya fasiq – ya munafiq – dll.
21.  Khusyuk dalam sholat, cepat2 dalam zakat. Orang yang beriman itu selalu khusuk di dalam sholatnya dan cepat2/tidak menunda2 dalam melaksanakan zakat jika harta sudah sampai nishof.
22.  Tenang dalam goncangan. Orang yang beriman itu sabar, tabah, tahan uji dan tenang di dalam menghadapi fitnah – cobaan dan gegeran.
23.  Bersyukur di waktu longgar. Orang yang beriman itu selalu memperbanyak syukur dan berdoa Kepada Alloh di waktu luang, waktu aman fiamanillah.
24.  Menerima apa2 baginya dan tidak mengakui apa2 yang bukan baginya. Orang yang beriman itu selalu menerima yang jadi miliknya, nerima ing peparing dan tidak mengaku2 yang bukan miliknya, tidak gabrul, tidak gasab.
25.  Tidak mengumpulkan marah (dendam). Orang yang beriman itu tidak menanam dendam kesumat dan tidak menumpuk2 dendam yang membawa kepada permusuhan/kerusakan sesama orang iman.
26.  Tidak dikalahkan pelit dari kebaikan yang dia kehendaki. Sifat kikir dan bakhilnya orang yang beriman itu tidak mencegah untuk berbuat kebaikan meskipun hatinya merasa berat, tetapi karena itu barang baik/kewajiban maka tetap dikerjakan.
27.  Berbaur pada manusia supaya tahu (mengerti), berbincang2 dengan mereka supaya paham. Orang yang beriman itu mau bergaul dengan manusia pada umumnya walaupun terhadap yang berbeda pendapat paham agama, golongan, ras, suku, marga dan mau bicara, berdialog dan bermusyawaroh dengan mereka, tetapi tidak terpengaruh dan bahkan berpengaruh.
28.  Jika dianiaya dan didurhakai sabar sehingga ada Alloh (yang Maha Pengasih) yang menolong. Orang yang beriman itu jika dianiaya dan didurhakai tetap sabar sehingga Alloh yang Maha Pemurah member pertolongan.
(HR. Al Hakim wa Tirmidzi)

Tambahan:
1.      Miqoh yaitu cinta. Sama dengan sayang yang membuahkan, ada buah dari apa yang diungkapkan, dan tidak hanya sekedar senang. Dapat berupa memberi kebaikan, kemanfaatan, perhatian, sesuatu, dan lain-lain.
2.      Bijaksana yaitu mengetahui kapan, dimana dan siapa serta tentunya setelah mengetahui. Oleh karena itu di dalam al-Qur’an sering disebutkan ayat ‘aliiman hakiimaa. Orang itu bisa bijak sebab dia mengetahui dan menerapkan ilmunya.
3.      Thoma’ yaitu berlebihan dan ingin mempunyai barang atau milik orang lain.
4.       Syahwat yaitu buah dari nafsu yang membara atau berkobar-kobar. Sedangkan nafsu sendiri yaitu potensi manusia berupa keinginan yang bisa menjurus pada hal baik maupun buruk. Nafsu harus diatur atau dikendalikan dan mustahil bisa dihilangkan.

Wallaaahu a’lam bis showaab........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar