Minggu, 15 Januari 2012

PENDIDIKAN KORUPSI DI PESANTREN


Masa’ sch di ponpes ada “KORUPSI”???? Koq bisa???Motivnya apa???apa yang dikorupsi???kapan kejadiannya???trus pihak mana yang dirugikan???and.....siapa pelakunya???
MasyaAllah........., heran aq, ga’ di tingkat RT, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, Negara,...eeeehhh malah sekarang nambah lagi di pesantren. Hmhhh, emang....wabah yang satu ini paling sulit buat dihindari dan ditanggulangi. Mau dihindari, lha gimana? Orang yang mau dihindari diri sendiri, mau ditanggulangi, gimana pula? Masa’ koruptor menanggulangi koruptor.....
Untuk menjawab serentetan tanda tanya di atas, marilah kita awali lelucon ini dengan definisi “korupsi di pesantren”. Apakah itu? Korupsi merupakan sebuah tindakan mengurangi takaran objek maupun menambah takaran subjek secara diam-diam. (ell.com)
Macamnya banyak banget. Ni yahh, beberapa diantaranya; ada korupsi uang, korupsi waktu, dsb. Nah, kali ini ada jenis korupsi baru nch di pesantren. Namanya “korupsi setoran” hahaha. Wah terus gimana tuh bentuknya??? Koq jenisnya aneh gitu ya?....yah, bentuknya macem-macem. Nih banyak banget pilihannya:
1.       Korupsi tipe “Kue Donet” yang bolong tengahnya itu lhooooh,,,
Penjelasan secara detailnya seperti ini. Jadi, si pelaku mengurangi jatah setoran pada bagian tengahnya kemudian tanpa basa-basi dia lanjut ke bagian selanjutnya. Sehingga bagian tengahnya terkesan kosong alias “boloooong”.Sampel ya byar lebih clear. Q tuh pernah ya, setoran tahfidz baru dapet 2 kaca, nyampe kaca ke-3 lupa. Ya udah q lompat aja langsung ke kaca 4. Jadi korupsi dch, hehehe
2.       Korupsi tipe “....Kelelawar “Codot”
Ihhh,,, jelek banget sch namanya. Yah gimana lagi, sebutan itu je yang cocok. Si codot kan hobiinya makan buah Cuma bagian awal-awalnya kan, mesti ada yang ketinggalan. Ga dihabisin sekalian. Gimana sch caranya makan, koq malah yang dimakan yang atasnya doank, padahal barokahnya makan kan di akhir ya???
Tipe inilah yang biasanya lebih mudah dideteksi. Sebab bagian yang dikorupsi ada di akhir setoran. Hal ini sering terjadi ketika setoran tinggal kurang 3 atau 2 ayat, dan si pelaku mengalami kelupaan.  Jadi, ketahuan ibu nyai langsung parkir dch


Btw, korupsi macem itu motivnya apa??? Yah, sederhana aja.....”pengen cepet pulang” mungkin... tapi yang jelas si koruptor lagi kurang persiapan deresannya atau mungkin kondisi badan lagi kurang fit, mungkin juga lagi ada masalah sama si A’A, bisa jadi karena pusing mikirin tugas kuliah, dsl.
Lha terus, pihak yang dirugikan siapa donk??? Ya jelaslah si pelaku sendiri yang rugi. orang diri sendiri yang dizhalimi. Klw bu nyainya sch enjoy-enjoy aja. Paling-palingklw ketahuan disuruh jadi tukang parkir....
Trus solusinya kira-kira gimana ya???
Jujur, sampai saat ini belum ada lembaga khusus yang menangani permasalahan korupsi di dunia pesantren. Namun yang jelas, kunci dari penyembuhan tindak korupsi ini adalah “kesadaran diri para pelaku akan kesalahan yang telah dilakukannya”. Sebab kalu bukan diri sendiri yang mengobati, lantas siapa lagi. Oleh sebab itu, “MARI KITA BANGUN LEMBAGA MANAGEMEN DIRI (khusus penanganan korupsi) DALAM DIRI KITA”. Okokok.....

By: An- Nuur Room

Tidak ada komentar:

Posting Komentar