Masa’ sch di ponpes ada “KORUPSI”???? Koq bisa???Motivnya
apa???apa yang dikorupsi???kapan kejadiannya???trus pihak mana yang
dirugikan???and.....siapa pelakunya???
MasyaAllah........., heran aq, ga’ di tingkat RT,
Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, Negara,...eeeehhh malah sekarang nambah lagi di
pesantren. Hmhhh, emang....wabah yang satu ini paling sulit buat dihindari dan
ditanggulangi. Mau dihindari, lha gimana? Orang yang mau dihindari diri
sendiri, mau ditanggulangi, gimana pula? Masa’ koruptor menanggulangi
koruptor.....
Untuk menjawab serentetan tanda tanya di atas, marilah
kita awali lelucon ini dengan definisi “korupsi di pesantren”. Apakah itu?
Korupsi merupakan sebuah tindakan mengurangi takaran objek maupun menambah
takaran subjek secara diam-diam. (ell.com)
Macamnya banyak banget. Ni yahh, beberapa diantaranya;
ada korupsi uang, korupsi waktu, dsb. Nah, kali ini ada jenis korupsi baru nch
di pesantren. Namanya “korupsi setoran” hahaha. Wah terus gimana tuh bentuknya???
Koq jenisnya aneh gitu ya?....yah, bentuknya macem-macem. Nih banyak banget
pilihannya:
1.
Korupsi tipe “Kue
Donet” yang bolong tengahnya itu lhooooh,,,
Penjelasan secara detailnya seperti ini.
Jadi, si pelaku mengurangi jatah setoran pada bagian tengahnya kemudian tanpa
basa-basi dia lanjut ke bagian selanjutnya. Sehingga bagian tengahnya terkesan
kosong alias “boloooong”.Sampel ya byar lebih clear. Q tuh pernah ya, setoran
tahfidz baru dapet 2 kaca, nyampe kaca ke-3 lupa. Ya udah q lompat aja langsung
ke kaca 4. Jadi korupsi dch, hehehe
2.
Korupsi tipe “....Kelelawar
“Codot”
Ihhh,,, jelek banget sch namanya. Yah
gimana lagi, sebutan itu je yang cocok. Si codot kan hobiinya makan buah Cuma
bagian awal-awalnya kan, mesti ada yang ketinggalan. Ga dihabisin sekalian.
Gimana sch caranya makan, koq malah yang dimakan yang atasnya doank, padahal
barokahnya makan kan di akhir ya???
Tipe inilah yang biasanya lebih mudah
dideteksi. Sebab bagian yang dikorupsi ada di akhir setoran. Hal ini sering
terjadi ketika setoran tinggal kurang 3 atau 2 ayat, dan si pelaku mengalami
kelupaan. Jadi, ketahuan ibu nyai
langsung parkir dch
Btw, korupsi macem itu motivnya apa??? Yah, sederhana
aja.....”pengen cepet pulang” mungkin... tapi yang jelas si koruptor lagi
kurang persiapan deresannya atau mungkin kondisi badan lagi kurang fit, mungkin
juga lagi ada masalah sama si A’A, bisa jadi karena pusing mikirin tugas kuliah,
dsl.
Lha terus, pihak yang dirugikan siapa donk??? Ya jelaslah
si pelaku sendiri yang rugi. orang diri sendiri yang dizhalimi. Klw bu nyainya
sch enjoy-enjoy aja. Paling-palingklw ketahuan disuruh jadi tukang parkir....
Trus solusinya kira-kira gimana ya???
Jujur, sampai saat ini belum ada lembaga khusus yang
menangani permasalahan korupsi di dunia pesantren. Namun yang jelas, kunci dari
penyembuhan tindak korupsi ini adalah “kesadaran diri para pelaku akan
kesalahan yang telah dilakukannya”. Sebab kalu bukan diri sendiri yang
mengobati, lantas siapa lagi. Oleh sebab itu, “MARI KITA BANGUN LEMBAGA
MANAGEMEN DIRI (khusus penanganan korupsi) DALAM DIRI KITA”. Okokok.....
By:
An- Nuur
Room
Tidak ada komentar:
Posting Komentar