Jumat, 30 September 2011

BERAWAL DARI MIMPI, RAIH CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT


Mimpi, apa sih mimpi itu? Apakah bunga-bunga tidur yang menghiasi setiap malam ketika kita beristirahat? Mungkin mimpi ketemu doski di sekolah, mimpi ketemu sahabat kita yang lama tak berjumpa, mimpi makan blackforest yang sudah lama kita idam-idamkan ataukah mimpi-mimpi yang lain?
Itu semua memang bisa disebut mimpi. Kerja sel syaraf otak kita ketika tidur bertemu dengan pengalaman-pengalaman masa lalu atau keinginan terpendam yang belum sempat terwujud. Tapi bahasan kita bukan mimpi yang itu, guys. Tapi mimpi yang bermakna cita-cita, keinginan, harapan, ambisi, dan semacam itulah. Mimpi yang berusaha kita raih dan wujudkan nyata dalam kehidupan.
Mimpi, siapa sih yang nggak punya mimpi? Ingin jadi orkay alias orang kaya, ingin jadi orang terkenal, ingin pandai, ingin sukses dan ingin-ingin yang lainnya. Rasa ingin ini lumrah bin wajar banget ada pada diri manusia, apalagi para remaja yang langkah hidupnya masih panjang dan panjaaaaang. Seperti karyanya Om Chairil Anwar yang dalam salah satu puisinya ingin hidup seribu tahun lagi.
So, siapa sih yang boleh punya mimpi? Apa cuma para artis dan pujangga itu aja? Semua non, berhak dan boleh punya mimpi. Kaya, miskin, tua, muda, cewek, cowok, cakep, jelek, semua deh boleh punya mimpi. Di jaman apa-apa serba mahal ini, mimpi adalah hal dalam hidup yang gratis. Gak beli. Kita bisa bermimpi menjadi atau meraih apa pun yang kita mau tanpa takut kena pajak.
Tapi yang paling hebat dan gak ada duanya tuh mimpi Rasulullah untuk menyatukan umat dalam naungan satu sistem Islam. Betapa beliau mengerahkan seluruh daya upaya untuk mewujudkan mimpinya. Gak peduli dilempari batu dan kotoran hewan, beliau maju terus pantang menyerah untuk mendobrak sistem kufur dan menggantinya dengan sistem Islam saja.
So, mimpi di tiap orang per orang pastilah tak sama. Ketika kamu mimpi ingin guru yang banyak di idolakan muridnya  tentu tak sama dengan mimpi teman-temanmu yang lainnya. Atau kamu yang punya mimpi dapat beasiswa untuk melanjutkan sekolah sampai tinggi, eh…mereka yang mendapat kesempatan itu di tangan, malah melepaskannya. Ada loh yang seperti ini.
Hal ini juga sah-sah aja kok. Itu karena memang mimpi di tiap orang sungguh beraneka ragam. Tak sama. Tak ada standard yang pasti mimpi harus begini dan begitu. Sehingga tiap diri kamu berhak untuk punya mimpi setinggi apa pun. mimpi itu hal yang manusiawi ada pada diri kita. Bahkan, manusia yang normal mustahil hidup tanpa mimpi, cita-cita or harapan yang ingin diraih. Kenapa harus punya mimpi? Orang hidup kudu punya mimpi. Karena manusia adalah makhluk yang dinamis. Mimpi membuat kita berusaha ingin meraihnya.
So, gimana dong supaya antara mimpi matching dengan kenyataan?
Seperti pada contoh diatas tentang mimpi menjadi guru yang banyak di idolakan muridnya, kamu harus menciptakan jalan ke arah sana untuk mempermudah mewujudkan mimpimu. Mulai dari bagaimana merangkul murid,membuat sistem belajar yang mudah dipahami, memberikan arahan yang baik bagi murid dll. Jangan malah ingin jadi guru yang banyak di idolakan  murid tanpa adanya berusaha.
Begitu juga jika kamu pingin masuk surga. Tempuh semua jalan yang bisa mengantarkan kamu ke surga. Gimana caranya? Ngaji dong! Dengan ngaji, ibaratnya kamu dapat peta untuk menuju surga lewat jalur yang baik dan benar.
Bahkan aneh banget kalo ada orang hidup tapi tak punya mimpi. Tanpa mimpi, bagaikan sayur tanpa garam. Hambar dech rasanya. Tanpa mimpi, kamu gak bakal punya sesuatu sebagai standard untuk diraih di masa depan. Tanpa mimpi, kamu akan jadi mayat yang hidup. Gak ada upaya untuk memperbaiki diri or nasib kamu.Tanpa mimpi, kamu akan melakoni hidup ‘apa adanya’. Apa adanya dalam arti negatif. Tanpa mimpi, kamu yang sekarang merasa menjalani hidup serba sulit di era kapitalisme ini, jadi pasrah.
Ini beda banget dengan kamu yang sedari awal sudah punya dan tahu apa mimpi-mimpinya dalam hidup. Dengan mimpi, kamu berusaha meraih yang terbaik dalam hidupmu. Mimpi ingin pintar, kamu ujudkan dengan belajar rajin. Mimpi ingin sukses, kamu ujudkan dengan kerja keras secara cerdas dan disiplin. Mimpi ingin merubah kondisi masyarakat yang sekarat karena tak melaksanakan syariat, kamu ujudkan dengan rajin ngaji dan memahami kondisi umat sebagai langkah awal untuk perubahan.
See, dengan mimpi kamu jadi punya arah mau kemana dan ngapain dalam hidup ini. Bukan sekedar ikut arus kalo angin ke barat ikut ke barat, kalo angin ke timur ikut ke timur. Dengan mimpi kamu jadi punya arah mau kemana dan ngapain dalam hidup ini. Bukan sekedar ikut arus kalo angin ke barat ikut ke barat, kalo angin ke timur ikut ke timur.
Dengan mimpi kamu jadi percaya diri. Di saat semua menikmati janji-janji semu demokrasi, kamu tampil cerdas dengan mencampakkannya. Di saat semua berpikir masalah bangsa ini bersumber di akhlaknya, kamu dah paham kalo itu cuma ekses or akibat sampingan dari permasalahan yang lebih mendasar. Dengan mimpi yang kamu punya, kamu punya resep yang ces pleng alias jitu untuk menyembuhkan masyarakat kita yang sakit ini. Kamu pun jadi remaja bukan yang biasa-biasa aja, tapi salah satu sosok perubah yang dengan mimpinya jadi punya nilai lebih pada semangat dan aktivitasnya di hadapan Allah. Hmm…ternyata punya mimpi bisa begitu dahsyat kan…
Bagi sebagian orang yang tak tahu bagaimana cara menempuhnya secara riil dan gamblang, maka mereka berpikir mimpi ini adalah mimpi yang utopis, sia-sia or khayali. Tapi bagi yang tahu dengan jelas langkah-langkah apa yang kudu ditempuh, hambatan apa saja yang menghadang, peluang-peluang yang harus diciptakan, tentu merasa yakin sekali bahwa Khilafah Islam hanya tunggu waktu. Apalagi bila pertolongan Allah sudah berbicara, udah deh, siapa yang bakal bisa membendungnya? So, jangan takut untuk bermimpi yang tinggi. Tetap semangat!!! Chayo.
by.K.  At-Tanzil