Mimpi, apa sih mimpi itu? Apakah bunga-bunga tidur
yang menghiasi setiap malam ketika kita beristirahat? Mungkin mimpi ketemu
doski di sekolah, mimpi ketemu sahabat kita yang lama tak berjumpa, mimpi makan
blackforest yang sudah lama kita idam-idamkan ataukah mimpi-mimpi yang lain?
Itu semua memang bisa disebut mimpi. Kerja sel syaraf
otak kita ketika tidur bertemu dengan pengalaman-pengalaman masa lalu atau keinginan
terpendam yang belum sempat terwujud. Tapi bahasan kita bukan mimpi yang itu,
guys. Tapi mimpi yang bermakna cita-cita, keinginan, harapan, ambisi, dan
semacam itulah. Mimpi yang berusaha kita raih dan wujudkan nyata dalam
kehidupan.
Mimpi, siapa sih yang nggak punya mimpi? Ingin jadi
orkay alias orang kaya, ingin jadi orang terkenal, ingin pandai, ingin sukses
dan ingin-ingin yang lainnya. Rasa ingin ini lumrah bin wajar banget ada pada
diri manusia, apalagi para remaja yang langkah hidupnya masih panjang dan
panjaaaaang. Seperti karyanya Om Chairil Anwar yang dalam salah satu puisinya
ingin hidup seribu tahun lagi.
So, siapa sih yang boleh punya mimpi? Apa cuma para
artis dan pujangga itu aja? Semua non, berhak dan boleh punya mimpi. Kaya,
miskin, tua, muda, cewek, cowok, cakep, jelek, semua deh boleh punya mimpi. Di
jaman apa-apa serba mahal ini, mimpi adalah hal dalam hidup yang gratis. Gak
beli. Kita bisa bermimpi menjadi atau meraih apa pun yang kita mau tanpa takut
kena pajak.
Tapi yang paling hebat dan gak ada duanya tuh mimpi
Rasulullah untuk menyatukan umat dalam naungan satu sistem Islam. Betapa beliau
mengerahkan seluruh daya upaya untuk mewujudkan mimpinya. Gak peduli dilempari
batu dan kotoran hewan, beliau maju terus pantang menyerah untuk mendobrak
sistem kufur dan menggantinya dengan sistem Islam saja.
So, mimpi di tiap orang per orang pastilah tak sama.
Ketika kamu mimpi ingin guru yang banyak di idolakan muridnya tentu tak sama dengan mimpi teman-temanmu yang
lainnya. Atau kamu yang punya mimpi dapat beasiswa untuk melanjutkan sekolah
sampai tinggi, eh…mereka yang mendapat kesempatan itu di tangan, malah
melepaskannya. Ada loh yang seperti ini.
Hal ini juga sah-sah aja kok. Itu karena memang mimpi
di tiap orang sungguh beraneka ragam. Tak sama. Tak ada standard yang pasti
mimpi harus begini dan begitu. Sehingga tiap diri kamu berhak untuk punya mimpi
setinggi apa pun. mimpi itu hal yang manusiawi ada pada diri kita. Bahkan,
manusia yang normal mustahil hidup tanpa mimpi, cita-cita or harapan yang ingin
diraih. Kenapa harus punya mimpi? Orang hidup kudu punya mimpi. Karena manusia
adalah makhluk yang dinamis. Mimpi membuat kita berusaha ingin meraihnya.
So, gimana dong supaya antara mimpi matching dengan
kenyataan?
Seperti pada contoh diatas tentang mimpi menjadi guru
yang banyak di idolakan muridnya, kamu harus menciptakan jalan ke arah sana
untuk mempermudah mewujudkan mimpimu. Mulai dari bagaimana merangkul
murid,membuat sistem belajar yang mudah dipahami, memberikan arahan yang baik bagi
murid dll. Jangan malah ingin jadi guru yang banyak di idolakan murid tanpa adanya berusaha.
Begitu juga jika kamu pingin masuk surga. Tempuh semua
jalan yang bisa mengantarkan kamu ke surga. Gimana caranya? Ngaji dong! Dengan
ngaji, ibaratnya kamu dapat peta untuk menuju surga lewat jalur yang baik dan
benar.
Bahkan aneh banget kalo ada orang hidup tapi tak punya
mimpi. Tanpa mimpi, bagaikan sayur tanpa garam. Hambar dech rasanya. Tanpa
mimpi, kamu gak bakal punya sesuatu sebagai standard untuk diraih di masa
depan. Tanpa mimpi, kamu akan jadi mayat yang hidup. Gak ada upaya untuk
memperbaiki diri or nasib kamu.Tanpa mimpi, kamu akan melakoni hidup ‘apa
adanya’. Apa adanya dalam arti negatif. Tanpa mimpi, kamu yang sekarang merasa
menjalani hidup serba sulit di era kapitalisme ini, jadi pasrah.
Ini beda banget dengan kamu yang sedari awal sudah
punya dan tahu apa mimpi-mimpinya dalam hidup. Dengan mimpi, kamu berusaha
meraih yang terbaik dalam hidupmu. Mimpi ingin pintar, kamu ujudkan dengan
belajar rajin. Mimpi ingin sukses, kamu ujudkan dengan kerja keras secara
cerdas dan disiplin. Mimpi ingin merubah kondisi masyarakat yang sekarat karena
tak melaksanakan syariat, kamu ujudkan dengan rajin ngaji dan memahami kondisi
umat sebagai langkah awal untuk perubahan.
See, dengan mimpi kamu jadi punya arah mau kemana dan
ngapain dalam hidup ini. Bukan sekedar ikut arus kalo angin ke barat ikut ke
barat, kalo angin ke timur ikut ke timur. Dengan mimpi kamu jadi punya arah mau
kemana dan ngapain dalam hidup ini. Bukan sekedar ikut arus kalo angin ke barat
ikut ke barat, kalo angin ke timur ikut ke timur.
Dengan mimpi kamu jadi percaya diri. Di saat semua
menikmati janji-janji semu demokrasi, kamu tampil cerdas dengan
mencampakkannya. Di saat semua berpikir masalah bangsa ini bersumber di
akhlaknya, kamu dah paham kalo itu cuma ekses or akibat sampingan dari
permasalahan yang lebih mendasar. Dengan mimpi yang kamu punya, kamu punya
resep yang ces pleng alias jitu untuk menyembuhkan masyarakat kita yang sakit
ini. Kamu pun jadi remaja bukan yang biasa-biasa aja, tapi salah satu sosok
perubah yang dengan mimpinya jadi punya nilai lebih pada semangat dan
aktivitasnya di hadapan Allah. Hmm…ternyata punya mimpi bisa begitu dahsyat
kan…
Bagi sebagian orang yang tak tahu bagaimana cara
menempuhnya secara riil dan gamblang, maka mereka berpikir mimpi ini adalah
mimpi yang utopis, sia-sia or khayali. Tapi bagi yang tahu dengan jelas
langkah-langkah apa yang kudu ditempuh, hambatan apa saja yang menghadang,
peluang-peluang yang harus diciptakan, tentu merasa yakin sekali bahwa Khilafah
Islam hanya tunggu waktu. Apalagi bila pertolongan Allah sudah berbicara, udah
deh, siapa yang bakal bisa membendungnya? So, jangan takut untuk bermimpi yang
tinggi. Tetap semangat!!! Chayo.
